Inspirasi: Mei 2011
  • Semoga Blog ini Berguna Buat Kita Semua

Sabtu, 21 Mei 2011 Mengungkap Rahasia Foto Bagus

Tulisan ini merupakan saduran dari artikel di photosecrets.com, aku menyukainya dan lebih suka membacanya dalam bahasa sendiri, dengan gaya sendiri. Awalnya aku publikasikan di thread forum, namun untuk kemaslahatan bersama aku pindahkan ke halaman artikel. Mudah-mudahan bermanfaat, khususnya bagiku dan pemula lainnya, dan bagi para senior yang fotonya tentu bagus-bagus, aku minta maaf, karena sebagian rahasia anda menjadi tidak rahasia lagi. Tetapi tentu saja, tanpa latihan dan usaha yang gigih, artikel ini hanya akan menjadi kisah nyata yang biasa kita baca di surat kabar.
Kita punya teman bernama fotografi, teman sempurna dalam berpergian, dinas ke daerah, ziarah, piknik, mudik atau mendaki bukit. Fotografi bikin kita percaya diri jelajahi tempat yang kita kunjungi, orang-orang yang kita jumpai; fotografi bikin perjalanan jadi lebih berarti, dan bersamanya kita nikmati asyiknya mencintai seni. Fotografi membuat kita lebih bersyukur atas anugerah penglihatan dan kesempatan melihat tanda-tanda keagungan Ilahi. Nikmat yang tak dapat diukur dan ditakar.

Fotografi menjadi alasan kuat untuk aktivitas kita, pergi mengunjungi berbagai tempat yang sebelumnya tak punya niat, pulang telat, membeli alat, dst. Hasrat membara untuk dapatkan bidikan yang mantap mendorong kita bersusah payah mengeksplore sebuah tempat hingga semak belukar, memutar-mutari apa yang akan kita ambil gambarnya, mencari-cari sudut pengambilan untuk menemukan keunikan dan keindahan yang tak terlupakan, kadang pencarian ini juga beresiko fatal jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan nalar.
Menemukan view point terbaik adalah perisitiwa besar, jantung anda berdebar, lama mata anda menatapnya dengan berbinar, anda mungkin berpikir, apakah ini waktu yang tepat untuk mengambil gambar, anda mungkin akan mendirikan tenda dan menunggu moment terbaik dari waktu ke waktu, dari fajar hingga asar, dari Maret hingga Desember. Anda menjadi seorang yang ulet dan sabar.
Ketika anda menekan shutter release, anda mengikat sebuah jalinan pribadi yang manis dengan tempat dan orang-orangnya. Anda di sana . Fotografi melindungi kenangan perjumpaan anda dengan apa yang ada di dalamnya. Lalu kita perlihatkan kepada yang lain tentang tempat dan suasana yang menarik di mana kita pernah di sana , pemandangan yang menakjubkan, orang-orang yang mengagumkan. Jiwa anda pun tergambar.
Gambar-gambar suka mempengaruhi pikiran kita, suka menggoda kita, memaksa kita untuk bermain di dalamnya atau berimajinasi dengannya. Foto-foto yang kita buat dapat mendorong orang lain untuk ingin mengalami sendiri keindahan atau keasyikan yang disajikan foto tersebut. Tentu saja, foto pemandangan yang indah dan model yang seksi akan membangkitkan keinginan dan imajinasi yang berbeda. Keinginan yang timbul tanpa sadar.
Siapa saja bisa menjadi anggota fotografer.net. Artinya siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan usaha yang tak kenal surut, anda dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan kreasi dan interpretasi anda terhadap apa yang anda lihat dan jepret. Memang kecepatan dan percepatan pencapaian tiap orang akan berbeda, satu bisa terkejar yang lain, tetapi tak apa itu wajar. Tak usah gusar.
Untungnya, bagus tak perlu mahal, foto bagus bisa dibuat dengan peralatan minimalis dan sedikit pengetahuan data teknis. Rahasianya adalah melihat secara artistik dan kritis. The art of seeing. Bisikanlah pertanyaan ini di dalam hati: Apa yang saya lihat, dan bagaimana saya melihatnya? Sebuah foto bagus punya kualitas yang menunjukkan keahlian, rasa seni, ketertarikan, dan kepribadian dari fotografernya. Maka kita bisa tahu foto bagus siapa. Tapi tak bisa tahu foto jelek siapa, tanya kenapa?
Apa yang Membuat Foto Bagus?
Foto bagus adalah foto yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan (?Inilah Danau Toba?), kesan (?Suasana Senja di Danau Toba?), atau ungkapan emosi (?Jatuh Cinta di Danau Toba?). Pesan yang bagusadalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tapi bagaimana?
Pesan butuh sebuah subjek. Tentang apa yang ingin anda sampaikan. Itu bisa saja berupa seorang yang anda kenal, pemandangan, atau bentuk-bentuk abstrak. Subjek adalah pusat POI dan biasanya ditempatkan di foreground. Lalu kita menyusun pesan dengan memasukkan bagian kedua, yakni context, seringkali berupa background. Context memberikan relevansi, keberadaan, lokasi subjek, atau minat lainnya. Pesan adalah kombinasi dua elemen ? subjek dan context, foreground dan background ? yang menceriterakan pesan tersebut.
Seperti pentingnya mengetahui apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam pesan, kita juga perlu tahu apa yang tak perlu dimasukkan ke dalam pesan. Apasaja yang bukan bagian dari subject atau context dari pesan yang kita buat, maka itu hanyalah duri atau beling yang mengganggu, menggores-gores foto dan membuat pesan kita menjadi tidak jelas. Jadi kurangi bagian-bagian yang tidak relevan di sekitar POI ? biasanya dengan beringsut lebih dekat ke arah subject, atau berpindah untuk mendapatkan viewpoint yang lebih baik ? dan membuat bidikan yang jelas dan bersih. Seorang pelukis menciptakan seni dengan penambahan ? menambahkan apa yang dia lukis ? sementara fotografer menciptakan seni dengan pengurangan ? mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu.
Resep untuk sebuah foto yang bagus adalah:
“Sebuah latar depan, sebuah latar belakang, dan tidak ada yang lain.”
Apa yang Membuat Foto Luar Biasa?
Foto luar biasa langsung memukau mata. Sementara pepatah bilang: picture may say a thousand words , maka foto luar biasa hanya mengatakan satu kata saja: ?Wow!?
Foto luar biasa adalah karya seni. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Bob Krist menyebutnya ?The Spirit of Place.? Anda juga dapat menggunakan trik-trik gamblang untuk membuat terpesona pengunjung galeri foto anda. Mari kita lihat bagaimana caranya.
Sebuah gambar adalah sebuah taman bermain, terdapat tempat-tempat di mana mata kita mengembara dan mengamati, juga ruang di mana mata kita beristirahat dan relaks. Ketika kita pertama melihat sesuatu, kita bersikap untuk tidak terpengaruh. Mata kita lalu secara alami menemukan cahaya, area terang, dan mencari orang, biasanya pada mata dan mulutnya. Apakah kita tahu orang yang ada di dalam gambar? Apa yang mereka rasakan dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kita? Apakah mereka tergambar memperhatikan pada sesuatu? Jika begitu, apakah kita mengenalinya (sebuah bangunan, sebuah landmark) dan seperti apa ia? Tentang apakah gambar tersebut? Apa subjek atau tujuan utamanya? Seberapa besar subjeknya? Kita menentukan skala dengan membandingkan elemen-elemen dengan sesuatu yang kita ketahui ukurannya, seperti orang, binatang, atau mobil. Sekali kita selesai mengamati orang dan elemen-elemen yang berkaitan, kita melanjutkan perhatian kita ke elemen-elemen yang lebih abstrak.
Pertama kita memperhatikan warna atau tone subjek. Merah membara, biru nan tenang, hijau natural, hitam mencekam. Lalu kita melihat bentuk. Kurva lembut, sudut kaku, garis-garis yang menyapu. Bagaimana cahaya mengenai subjek memberikan bayangan halus bentuk tiga dimensinya. Anda, sebagai fotografer, dapat memanipulasi ini semua dengan mencari terang dan gelap, menggeser intensitas dari tone dan hue. Bagaimana mata terseret ke dalam gambar?
Bentuk membimbing kita pada tekstur, bagaimana subjek terasa dalam sentuhan. Lembutkah ia, haluskah ia, keras atau kasar? Apakah memiliki karakter dan kehangatan? Cara elemen-elemen disejajarkan dan dipengaruhi oleh cahaya yang sama, membuat kita mempertimbangkan kualitas dan keterkaitan mereka. Keseimbangan menuntun mata kita dari satu elemen ke elemen yang lain, meneliti kesatuannya, kontras, dan detailnya, setiap item menambah keasyikan ke item berikutnya. Apa keterkaitan satu sama lain dari semuanya itu?
Sebagai seniman, anda dihadapkan pada pilihan yang akan mengungkap sense of the art anda. Komposisi secara keseluruhan, proporsi layout, penyajian elemen-elemen lain yang penting, anda dapat menentukan feature mana yang anda butuhkan, dan apa yang terbaik untuk menegaskan pesan anda.
Resep untuk foto luar biasa adalah:
Pertimbangkan bagaimana elemen-elemen berkaitan secara keseluruhan?.
Apa yang Membuat Foto Eye-Catching?
Kembali kepada sifat eye-catching dari foto luar biasa, berikut rahasianya, 4 kunci saja: kesederhanaan, warna, cahaya dan kedalaman.
Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara keseluruhan.
Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:
kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik
memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di-zoom
anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu melalui jalur photoshop
Warna : Untuk menciptakan dampak pada foto anda adalah dengan mencari corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci  cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan anda untuk lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.
Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan menggunakan filter polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama anda. Cara ketiga dengan menggunakan slide film Velvia. Cara keempat: pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto anda:
jam 5: Fajar: warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau, sungai dan pemandangan.
jam 6: Sunrise: Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap timur.
jam 10.14: Tengah hari: tidak cocok untuk pemandangan dan motret orang, tetapi bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna bangunan dan detailnya terekam sangat baik.
jam 14.16: Sore hari: Langit biru dengan polarizer.
jam 16.18: Senja hari: Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang, khususnya satu jam sebelum sunset.
jam 18. 18.30: Sunset: Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai 10 menit sesudahnya.
jam 18.30. 19.30: Magrib: Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.
Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara. 
Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga memperbaiki foto anda. U
ntuk mencapai foto seindah di National Geographic.fotolah ketika cahaya berwarna keemasan  muncul sesudah sunrise dan sebelum sunset, sering disebut magic hours di kalangan fotografer. Coba lihat lagi rincian dari waktu-waktu terbaik di atas.
Kedalaman : Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat dicapai dengan pengaturan DOF, penempatan elemen-elemen di dalam foto, dan pencahayaan.
Mudah-mudahan, dengan mengamalkan penjelasan-penjelasan yang ada di dalam artikel ini, aku dan rekan-rekan yang lain bisa membuat foto yang lebih baik.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Memerangi Blur antara stabilizer, ISO, dan aperture

Blur atau buram pada hasil foto dihasilkan oleh banyak faktor. Blur bisa diharapkan atau tak diharapkan, tergantung kasus. Blur dapat disebabkan fokus yang tak tepat, kecapatan rana yang tak tepat, atau efek dari apertur yang terlalu lebar.
Dalam bahasan kali ini saya akan membahas tentang blur yang disebabkan oleh kecepatan yang terlalu rendah sehingga blur dapat disebabkan oleh karena goncangan tangan. Diketahui tak selamanya kita dapat menggunakan tripod untuk membuat kamera diam tak bergerak dalam pemotretan kecepatan rendah. Kecepatan rendah terpaksa diambil karena kurangnya cahaya dengan asumsi tanpa menggunakan lampu kilat.
Secara umum, efek gerakan/goncangan tangan dapat dieleminasi dengan setelan kecepatan tinggi pada kamera disesuaikan dengan panjang focal lensa (focal lenght). 
Contoh :untuk pemotretan dengan lensa 50mm, maka kecepatan rana 1/60 detik akan membebaskan efek blur karena goncangan tangan, dengan asumsi objek tak bergerak. Untuk lensa 300mm, dibutuhkan kecepatan 1/300 detik untuk membebaskan efek blur akibat goncangan tangan. Jika objek bergerak, maka ceritanya lain lagi, dan dibutuhkan kecepatan yang lebih tinggi dari teori diatas.
Pada prakteknya, ada situasi dimana kita tak bisa mencapai kecepatan diatas, tanpa mengakibatkan hasil pemotretan yang gelap. Contohnya pada pemotretan malam atau indoor. Jadi serba salah… untuk mendapatkan cahaya optimal kita harus melambatkan kecepatan rana hingga 1/4.1/5. amat rendah. Butuh trik dan ketrampilan khusus untuk pemotretan kecepatan rendah tanpa tripod blur mengintai.
Hubungan antara ISO, Aperture maksimum, dan Stabilizer. pada prinsipnya adalah meningkatkan kecepatan rana baik secara virtual maupun real untuk memerangi blur.
Hubungan umum antara Aperture dan Kecepatan adalah Semakin tinggi bukaan (aperture) semakin tinggi kecepatan yang dibolehkan. Oh ya… dalam tulisan saya ini disepahami bahwa “aperture tinggi” atau “bukaan lebar” berarti nilai F yang rendah. Contohnya f 1.8 lebih tinggi dan lebih lebar ketimbang f 5.6 misalnya. Jadi jika dengan f 5.6 dengan kecepatan 1/100… maka jika f dinaikkan menjadi f 1.8, akan dibolehkan menaikkan lagi kecepatan diatas 1/100. Seberapa naiknya? kita bahas dibawah ini.
 
ISO
 
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi angka ISO, semakin sensitif sensor terhadap cahaya, dan semakin tinggi noise yang mungkin akan dihasilkan. Contoh ISO 100 cocok untuk outdoor dengan cahaya melimpah, dan ISO 1600 dengan noise tinggi digunakan untuk indoor dengan cahaya seadanya. Jika kita menggunakan ISO 100 dalam pemotretan indoor, maka kecepatan rana harus diturunkan agar sensor mendapatkan cahaya dibutuhkan, atau aperture f harus dibuka selebar-lebarnya.
Diketahui dari tulisan diatas dibutuhkan kecepatan tinggi untuk menghindari blur. Dengan menaikkan ISO dibolehkan pula kecepatan rana yang lebih tinggi. Seberapa tinggi ? atau seberapa efektif peningkatan kecepatan rana terhadap kenaikan ISO ?
Dari kamera saya, EOS 350D, dengan setting Av (variable Aperture, auto Speed) dengan Aperture maksimum f 3.5 dengan focal lenght 18mm indoor kondisi kamar saya :-p
ISO Speed :
100 1/8.
 
200 1/15.
 
400 1/30.
 
800 1/60.
1600 1/125.

Dari percobaan diatas didapat bahwa secara umum, kenaikan ISO dua kali mengakibatkan kenaikan kecepatan realistik dua kali pula.
 
Stabilizer 

Stabilizer adalah metoda mengeliminir efek goncangan tangan untuk memerangi blur pada pemotretan kecepatan rendah. Stabilizer ada dua macam, pada lensa dan pada sensor. Masing-masing dengan keunggulan dan kekurangannya, dan masing-masing menjanjikan peningkatan 3-4 klik virtual speed.
Virtual speed ? ya virtual speed adalah tingkat kecepatan “seolah-olah” … Contoh, jika pada kamera tertera 1/30 maka dengan stabilizer ON, didapat performa anti blur, seolah-olah kecepatan meningkat 3 klik, jadi sekitar 1/60 detik. ( klik 1= 1/40 klik 2= 1/50 klik 3= 1/60). Jadi ini semua adalah seolah-olah.. bukan kenyatan.
Stabilizer menjanjikan kenaikan virtual speed 3 klik.
 
Aperture Maksimum
 
Aperture atau f adalah kemampuan sebuah lensa meneruskan cahaya. Semakin kecil nilai f semakin tinggi kemampuan lensa tersebut meneruskan cahaya. Jadi untuk cahaya kurang, maka nilai f yang kecil, menandakan “bukaan diafragma besar” amat membantu. Di satu sisi, nilai f max sering di analogikan sebagai kualitas lensa. Ini tak seluruhnya benar, dan diperlukan pengujian-pengujian lebih lanjut.
Lensa-lensa kualitas tinggi sebagian besar memang ditandai dengan nilai f yang kecil, contohnya lensa Leica Elmarit 24mm f 2.8 atau Leica Summilux-M 35mm f 1.4



Digg it StumbleUpon del.icio.us

Tips Pencahayaan

Kontras Warna (gelap-terang)

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas kamera video tergantung dari kepekaan lensanya terhadap cahaya. Lensa disebut peka jika ia dapat menangkap gradasi warna (gelap-terang) yang lebar. Makin tidak peka lensa, makin sulit ia menangkap gradasi warna. Oleh lensa yang kurang peka, titik warna yang “mendekati hitam” akan ditangkap sebagai titik hitam, dan titik warna yang “mendekati putih” akan ditangkap sebagai titik putih. Demikianlah kita mengenal gambar sebagai “tajam” atau “kurang tajam” berdasarkan kekayaan informasi warna dan gelap terang yang berhasil disajikan.
Karena itu, agar dapat menangkap gambar obyek secara detil, usahakan pada layar kamera video agar gambar yang tertangkap memiliki kontras warna yang rendah. Berikut ini ialah contoh buruk : mengambil obyek manusia berkulit gelap, dengan latar belakang langit putih. Kamera video auto akan mengambil “cahaya rata-rata” sedemikian rupa sehingga sebagai hasilnya gambar obyek akan gelap. Sedangkan pada kamera yang cahayanya dapat disetting manual, jika bukaan cahaya (diafragma) diperbesar agar dapat menangkap detil warna pada tubuh manusia, maka pada bagian langit warnanya akan “meledak” yaitu putih amat terang.

Cahaya “Lembut” dan “Keras”

Cahaya yang lembut (soft) akan menghasilkan gambar yang lebih bagus dibandingkan dengan cahaya yang keras. Karena itu untuk keperluan shooting outdoor, terdapat waktu shooting yang ideal yaitu pagi atau sore hari dimana intensitas cahaya matahari tidak terlalu terang. Jika cahaya ini terlalu terang, sebaiknya dipakai semacam kain filter untuk menyaring cahaya yang menuju obyek shooting agar dihasilkan cahaya yang lebih soft.
Pada penggunaan lambu buatan untuk indoor shooting, filter ini bisa dipakaikan pada sumber cahaya (lampu) sehingga cahaya akan berpendar dengan soft. Cara lainnya, cahaya dihadapkan ke atap atau tembok sehingga obyek shooting hanya akan menerima pantulan cahayanya yang lebih lembut.

Reflektor

Reflektor dapat digunakan untuk memantulkan cahaya keras menjadi lebih lembut. Reflektor juga dipakai sebagai sumber cahaya lain selain sumber cahaya utama sehingga obyek shooting akan terkena cahaya secara lebih merata pada keseluruhan bagiannya. Pada prinsipnya reflektor dapat dibuat dari bahan apa saja yang berwarna putih/terang sehingga dapat secara optimal memantulkan cahaya yang diterimanya. Biasanya untuk dapat membuat reflektor dengan murah, bahan alumunium foil direkatkan pada sebidang busa (stereoform) untuk menjadi reflektor yang ringan dibawa.

Arah Cahaya

Untuk kebanyakan kasus dimana diharapkan obyek shooting terekam gambarnya secara detil, arah cahaya harus berasal dari depan obyek, atau searah dengan arah kamera video. Cahaya yang berasal dari belakang obyek disebut “backlight” dan akan menghasilkan gambar siluet yaitu obyek yang gelap (catatan : ini dapat saja dipakai untuk keperluan khusus yaitu misalnya jika identitas obyek memang sengaja dikaburkan). Pengaktifan fitur backlight pada kamera video memang sedikit membantu tapi itu sebaiknya dilakukan jika sudah tidak ada pilihan angle yang lebih baik lagi.

Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting)

Teknik pencahayaan dasar disebut dengan Three Point Lighting yang seperti tergambar dari namanya, menggunakan 3 sumber cahaya (yang kesemuanya sebaiknya berupa cahaya buatan). Dalam teknik ini terdapat 3 buah sumber cahaya dengan intensitas dan sudut masing-masing terhadap obyek shooting, yaitu key light, fill light, dan rim light.
Contoh : sebuah adegan shooting wawancara, dimana seorang menghadap ke kamera video. Key light dipasang di depan orang dan menghadap ke orang yang diwawancara tersebut, dengan ketinggian sedikit di atasnya, dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat terhadap kamera (segitiga yang dibentuk oleh key light, orang, dan kamera membentuk sudut 45 derajat).  Key light ini merupakan sumber penerangan utama bagi obyek, tapi hanya dengan key light ini saja, akan timbul bayangan yang mengganggu di belakang obyek. Karena itu diperlukan sumber cahaya yang kedua, yang disebut dengan fill light yang ditempatkan berlawanan dengan key light, dengan intensitas cahaya yang lebih rendah. Lampu ketiga yaitu rim light berfungsi memperjelas pemisahan obyek dengan backgroundnya (dengan menghasilkan semacam outline pada obyek), juga ditempatkan di belakang orang dengan sudut yang berbeda, dengan intensitas yang lebih rendah pula.
Variasi sudut dan ketinggian sumber cahaya serta intensitas cahaya dapat menghasilkan hasil gambar yang berlainan. Suatu eksperimen lighting pada lokasi shooting tertentu idealnya dilakukan sebelum jadwal shooting untuk mendapat setting pencahayaan demi mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Kombinasi penggunaan sumber cahaya alami (sinar matahari) dan buatan juga dapat dilakukan dengan terlebih dulu harus dilakukan eksperimen dan penyesuaian secukupnya, termasuk setting kamera yang berbeda-beda tergantung jenisnya.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

14 Tips untuk meningkatkan hasil foto Landscape anda dan saya sendiri sebagai pemula

Tips ini ditulis oleh Pak Yadi Yasin, seorang fotografer senior dan member FN. Sebagai FN'ers yang juga suka bngt sama landscape saya tertarik untuk menyebarkan tips dari beliau ini dengan harapan semoga ini berguna buat saya sendiri khususnya dan buat pecinta landscape pada umumnya dan semoga photograpy indonesia semakin maju dan mendapat tempat di mata dunia amin....

Mungkin tips-tips ini ada yang terkesan kuno, oldies dan kurang “revolutionized” tapi mungkin ini adalah tips-tips dasar yang bisa dipergunakan sepanjang masa, terutama bagi yang ingin memulai mendalami landscape Photography.

Dari tips-tips dibawah akan juga menyinggung beberapa hal lain, seperti Rule of Third, Hyperfocal distance, dll yang hanya dijelaskan singkat krn bisa menjadi satu topik sendiri.

1. Maksimalkan Depth of Field (DoF)

Sebuah pendekatan konsep normal dari sebuah landscape photography adalah “tajam dari ujung kaki sampai ke ujung horizon”. Konsep dasar teori “oldies” ini menyatakan bahwa sebuah foto landscape selayaknya sebanyak mungkin semua bagian dari foto adalah focus (tajam). Untuk mendapatkan ketajaman lebar atau dgn kata lain bidang depth of focus (DOF) yang selebar2nya, bisa menggunakan apperture (bukaan diafragma) yang sekecil mungkin (f number besar), misalnya f14, f16, f18, f22, f32, dst.
Tentu saja dgn semakin kecilnya apperture, berarti semakin lamanya exposure.
Karena keterbatasan lensa (yang tidak mampu mencapai f32 dan/atau f64) atau posisi spot di mana kita berdiri tidak mendukung, sebuah pendekatan lain bisa kita gunakan, yaitu teori hyper-focal, untuk mendapatkan bidang fokus yang “optimal” sesuai dgn scene yang kita hadapi. Inti dari jarak hyper-focal adalah meletakan titik focus pada posisi yang tepat untuk mendapatkan bidang focus yg seluas-luasnya yg dimungkinkan sehingga akan tajam dari FG hingga ke BG.
Dengan DoF lebar, akibat penggunaan f/20 dan pengaplikasian hyper-focal distance untuk menentukan focus
2. Gunakan tripod dan cable release

Dari #1 diatas, akibat dari semakin lebarnya DOF yang berakibat semakin lamanya exposure, dibutuhkan tripod untuk long exposure untuk menjamin agar foto yang dihasilkan tajam. Cable release juga akan sangat membantu. Jika kamera memiliki fasilitas untuk mirror-lock up, maka fasilitas itu bisa juga digunakan untuk menghindari micro-shake akibat dari hentakkan mirror saat awal.

3. Carilah Focal point atau titik focus

Titik focus disini bukanlah titik dimana focus dari kamera diletakkan, tapi lebih merupakan titik dimana mata akan pertama kali tertuju (eye-contact) saat melihat foto.
Hampir semua foto yang “baik” mempunyai focal point, atau titik focus atau lebih sering secara salah kaprah disebut POI (Point of Interest). Sebetulnya justru sebuah landscape photography membutuhkan sebuah focal point untuk menarik mata berhenti sesaat sebelum mata mulai mengexplore detail keseluruhan foto. Focal point tidak mesti harus menjadi POI dari sebuah foto.
Sebuah foto yang tanpa focal point, akan membuat mata “wandering” tanpa sempat berhenti, yang mengakibatkan kehilangan ketertarikan pada sebah foto landscape. Sering foto seperti itu disebut datar (bland) saja.
Focal point bisa berupa berupa bangunan (yg kecil atau unik diantara dataran kosong), pohon (yg berdiri sendiri), batu (atau sekumpulan batu), orang atau binatang, atau siluet bentuk yg kontrast dgn BG, dst.
Peletakan dimana focal point juga kadang sangat berpengaruh, disini aturan “oldies” Rule of Third bermain.

4. Carilah Foreground (FG)

Foreground bisa menjadi focal point bahkan menjadi POI (Point of Interest) dalam foto landscape anda.
Oleh sebab itu carilah sebuah FG yang kuat. Kadang sebuah FG yang baik menentukan “sukses” tidaknya sebuah foto landscape, terlepas dari bagaimanapun dasyatnya langit saat itu.
Sebuah object atau pattern di FG bisa membuat “sense of scale” dr foto landscape kita. Apapun bisa menjadi object yg kuat di FG dari hanya rumput hingga batu.

5. Pilih langit atau daratan

Langit yang berawan bergelora, apalagi pada saat sunset atau sunrise, akan membuat foto kita menarik, tapi kita tetap harus memilih apakah kita akan membuat foto kita sebagian besar terdiri dari langit dgn meletakan horizon sedikit dibawah, atau sebagian besar daratan dgn meletakkan horizon sedikit dibagian atas.
Seberapa bagus pun daratan dan langit yang kita temui/hadapi saat memotret, membagi 2 sama bagian antara langit yang dramatis dan daratan/FG yang menarik akan membuat foto landscape menjadi tidak focus, krn kedua bagian tersebut sama bagusnya.
Komposisi dgn menggunakan prisip “oldies” Rule of Third akan sangat membantu. Letakkan garis horizon, di 1/3 bagian atas kalau kita ingin menonjolkan (emphasize) FG nya, atau letakkan horizon di 1/3 bagian bawah, kalau kita ingin menonjolkan langitnya.
Tentu saja hukum “Rule of Third” bisa dilanggar, andai pelanggaran itu justru memperkuat focal point dan bukan sebaliknya. Juga tidak selalu dead center adalah jelek.

6. Carilah Garis/Lines/Pattern

Sebuah garis atau pattern bisa membuat/menjadi focal yang akan menggiring mata untuk lebih jauh mengexplore foto landscape anda. Kadang leading lines atau pattern tersebut bahkan bisa menjadi POI dari foto tersebut.
Garis-garis, juga bisa memberikan sense of scale atau image depth (kedalaman ruang). Garis atau pattern bisa berupa apa saja, deretan pohon, bayangan, garis jalan,tangga, dst.

7. Capture moment & movement

Sebuah foto Landcsape tidak berarti kita hanya menangkap (capture) langit, bumi atau gunung, tapi semua elemen alam, baik itu diam atau bergerak seperti air terjun, aliran sungai, pohon2 yang bergerak, pergerakan awan, dst, dapat menjadikan sebuah foto landscape yang menarik.
Sebuah foto landscape tidak harus mengambarkan sebuah pemandangan luas, seluas luasnya, tapi sebuah isolasi detail, baik object yang statis maupun yg secara dinamis bergerak, bisa menjadi sebuah subject dari sebuah foto landscape. Untuk itu lihat #13.

8. Bekerja sama dengan alam atau cuaca

Sebuah scene dapat dengan cepat sekali berubah. Oleh sebab itu menentukan kapan saat terbaik untuk memotret adalah sangat penting. Kadang kesempatan mendapat scene terbaik justru bukan pada saat cuaca cerah langit biru, tapi justru pada saat akan hujan atau badai atau setelah hujan atau badai, dimana langit dan awan akan sangat dramatis.
Selain kesabaran dalam “menunggu” moment, kesiapan dalam setting peralatan dan kejelian dalam mencari object dan Focal Point seperti awan, ROL (ray of light), pelangi, kabut, dll. 3 jam pada satu lokasi menghasilkan ratusan shot dgn berbagai shading/shadow dan high-light pada object yang berbeda semua.

9. Golden Hours & Blue hours

Pada normal colour landscape photography, saat terbaik biasanya adalah saat sekitar (sebelum) matahari terbenam (sunset) atau setelah matahari terbit (sunrise).
Golden hours adalah saat, biasanya 1-2 jam sebelum matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam, dan 1-3 jam sejak matahari terbit, dimana “golden light” atau sinar matahari akan membuat warna keemasaan pada object.
Selain itu, saat golden hours juga akan membuat bayangan pada oject, baik itu pohon, atau orang menjadi panjang dan bisa menjadi leading lines spt yg disebutkan pada #6 diatas.
Jika kita memotret pada saat golden hours sudah lewat, atau pada saat matahari sudah terik, biasanya hasilnya akan flat atau harsh lightingnya krn matahari sudah jauh diatas.
Ini berlawananan dgn IR landscape photography yg tidak mengenal golden hours, dimana saat terbaik justru pada saat tengah teriknya matahari.
Blue hours adalah beberapa saat, biasanya hingga 20-30 menit setelah matahari terbenam (sunset), dimana matahari sudah tebenam, tapi langit belum gelap hitam pekat. Pada saat ini langit akan berwarna biru.
Jadi adalah kurang tepat, bahwa pada saat matahari sudah terbenam dan langit mulai gelap (oleh mata kita), kita langsung mengemas/beres2 gear/tripod kita. Justru pada saat ini kita bisa mendapatkan sebuah scene yang bagus dimana langit akan berwarna biru dan tidak hitam pekat.
Biasanya dgn long exposure, awan pun (walau kalau kita lihat dgn mata telanjang sdh tidak tampak) masih akan terlihat jelas dan memberikan texture pada langit biru.

10. Cek Horizon

Walaupun sekarang dgn mudah kesalahan ini dapat di koreksi dgn image editor tapi saya masih berkeyakinan “get it right the first time” akan lebih optimal.
Ada 2 hal terakhir saat sebelum kita menekan shutter:
  • Apakah horizonya sudah lurus, ada beberapa cara untuk bisa mendapatkan horion lurus saat eksekusi di lapangan, lihat #12
  • Apakah horizon sdh di komposisikan dgn baik, lihat #5 untuk pengaplikasian Rule of third.
Peraturan/rule kadang dibuat untuk dilangar, tapi jika scene yang akan kita buat tidak cukup kuat (strong) elementnya, biasanya Rule of Third akan sangat membantu membuat komposisi menjadi lebih baik. Memang dgn croping nantinya di software pengolah gambar, kita bisa memperbaikinya. Tapi kalau tidak dgn terpaksa, lebih baik pada saat eksekusi kita sudah menempatkan horizon pada posisi yang sebaiknya.

11. Ubah sudut pandang/angle/view anda

Kadang kita terpaku dgn sudut pandang atau angle yang umum kita lakukan, atau mungkin kalau kita mengunjungi suatu tempat yang sering kita lihat fotonya baik itu dimajalah atau website seperti di FN ini, kita menjadi “latah” dan memotret dgn angle yang sama.
Banyak cara untuk mendapatkan fresh point of view. Tidak selamanya “eye-level angle” (posisi normal saat kita berdiri) dalam memotret itu yang terbaik. Coba dgn high-angle (kamera diangkat diatas kepala), waist-level angle, low level, dst, coba berbagai format horizontal dan/atau vertikal.
Atau mencoba mencari spot atau titik berdiri yang berbeda atau tempat yang berbeda, misalnya dari atas pohon (ada memang fotografer senior yang saya kenal yang senang memanjat pohon untuk utk mendapatkan view yg berbeda, dan hasilnya memang berbeda dan unik), atau mencoba berdiri lebih ketepi jurang, atau bahkan tiduran ditanah… tentu saja dgn lebih mengutamakan keselamatan anda sendiri sbg faktor yang lebih utama dan menghitung resiko yang mungkin didapatkan.
Satu hal yang harus dipahami, mencoba dengan sudut pandang yang berbeda tidak selalu otomatis gambar kita akan lebih bagus atau lebih baik, tapi begitu sekali anda mendapatkan yang lebih bagus, dijamin pasti berbeda dgn yang lain.
Dengan sering ber-experimen dgn berbagai angle, lama-kelamaan insting anda akan terlatih saat berada di lapangan untuk mendapatkan tidak hanya angle yang bagus, tapi juga berbeda.
Jangan memotret berulang2 pada satu titik/spot. Cobalah untuk bergeser beberapa meter kesamping atau kedepan, atau bahkan berjalan jauh.
Juga sesekali coba untuk menoleh kebelakang untuk melihat, kadang bisa mendapatkan angle yang menarik dan berbeda.
3-5 exposure/jepretan pada satu titik dan “move on, change spot, change orientation (landscape <-> portrait), look back, change lenses”.
Terutama jika anda sering travelling, baik itu ke tempat yang sudah umum atau ke tempat yang jarang di kunjungi fotografer. Ada kalanya kita ada pada suatu spot dimana foto dari lokasi itu sudah merupakan lokasi “sejuta umat” dimana ratusan bahkan ribuan fotografer pernah memotret di spot yg sama dan menghasilkan foto yang mirip atau beda-beda tipis.
Gunakan foto-foto yang sering anda lihat tersebut sebagai referensi, pelajari dan aplikasikan tekniknya dan coba menemukan sesuatu yang berbeda. Make a difference.

12. Pergunakan peralatan bantu

Penggunaan beberapa peralatan bantu dibawah akan sangat membantu untuk mendapatkan foto landscape yang lebih baik.
- CPL filter
- ND filter
- Graduated ND filter, lihat disitu ttg Graduated Natural Density (Grad ND): What, How, & When
- Graduated color filter
- Bubble level jika tdk ada grid pada view finder atau gunakan focusing screen dgn grid, sangat membantu untuk mencapai levelnya horizon.
Memang dgn semakin mudahnya penggunaan software dan semakin canggihnya feature software pengolah gambar untuk memperbaiki/koreksi kesalahan pada saat eksekusi yang bisa mengatasi kesalahan exposure atau kemiringan horizon, penggunaan alat2 tersebut diatas kadang terasa kurang diperlukan, tapi umumnya “get it right the first time” akan bisa menghasilkan foto yang lebih baik dan natural, dibandingkan kalau foto itu harus dipermak habis-habisan nanti hanya agar bisa tampak “baik”.
Jika sudah melakukan segalanya dgn baik dan benar, akan lebih terbuka luas lagi kemungkinannya untuk mengolahnya dgn lebih sempurna nantinya.

13. Lensa yang dipergunakan

Kadang sering ada asumsi bahwa sebuah foto landscape itu harus menggunakan lensa yang selebar mungkin. Tapi dalam membuat sebuah foto landscape, semua lensa dapat dipergunakan, dari lensa super wide (14mm, 16mm, dst), wide (20mm – 35m), medium, (50mm – 85mm), hingga tele/super tele (100mm – 600mm). Semua range lensa bisa dan dapat dipergunakan.
Semua itu tergantung atas kebutuhan dan scene yang kita hadapi. Lensa wide/super wide kadang dibutuhkan jika kita ingin merangkum sebuah scene seluas-luasnya dgn memasukan object yang banyak atau yang berjauhan atau ingin mendapatkan perspektif yg unik.Tapi kadang sebuah tele bisa digunakan untuk mengisolasi scene sehingga lebih un-cluttered, simple dan focus.
Jika tiba pada suatu lokasi/spot, usahakan mencoba dgn semua lensa yang anda bawa. Jangan terpaku pada satu lensa dan memotret berulang-ulang.
Kadang diperlukan kejelian, untuk melihat dan mencari suatu bentuk unik atau pattern dari luasnya sebuah scene landscape, sehingga kita dapat meng-isolasi dgn menggunakan lensa yang tepat. Hanya dengan sering memotret dan menghadapi berbagai scene di berbagai kondisi yang dapat mengasah insting anda, baik itu object apa yang harus dicari ataupun lensa apa yg harus dipergunakan.
Penggunaan lensa yg tidak standard seperti fish-eye (baik itu yang diagonal maupun yang full-circular) bisa juga mendapatkan view yang menarik, tentu dgn pengunaan pada saat yang tepat. Tidak selalu penggunaan fish-eye menghasilkan foto yg “bagus” walau memang berbeda.

14. Persiapkan diri dan sesuaikan peralatan

Walau ini tidak berhubungan langsung, tapi kadang sangat menentukan. Sering kali kita membutuhkan research atau tanya dulu kiri kanan, baik itu dgn googling atau bertanya dgn fotografer yang sudah pernah kesana ke satu lokasi sebelumnya, terutama jika mengunjungi tempat yang berbeda jauh iklim maupun cuacanya, krn itu akan menentukan kesiapan kita baik fisik maupun peralatan yang harus dibawa, baik itu peralatan fotografi maupun peralatan penunjang.
Cek ulang dan test semua camera dan lensa yang akan dibawa. Akan lebih baik kalau semua perlataan yang akan dibawa dalam keadaan bersih, baik itu lensanya, filter2 maupun kamera (sensor) nya.
Membawa semua lensa yang kita punya kadang tidak bijaksana. Mungkin suatu trip hanya membutuhkan satu atau dua lensa saja, atau justru membutuhkan lebih dr itu krn kita sudah mempunyai gambaran atau informasi atau trip tersebut merupakan pengulangan trip yg sudah pernah dilakukan.
Mengetahui alam dan lingkungan dan adat (jika ada penduduknya) dari lokasi pemotretan juga akan sangat membantu.
Bahkan kadang dgn membawa peta (atau mungkin GPS) akan membantu kita menemukan suatu tempat atau spot, khususnya bila kita hunting di daerah ayng tidak ketahui atau lokasi yang kita tidak hapal.
Kesiapan diri dan peralatan akan menentukan apakah photo trip kita berhasil atau tidak.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah melindung seluruh peralatan yang anda bawa selama photo trip/hunting, baik itu hanya day-trip, overnight trip atau trip berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Sebelum berangkat, pastikan anda memilki check-list perlaatan apa saja yg anda bawa. Catat juga semua model dan serial numbernya.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Mengenal Setting ISO Pada Kamera Digital

Kamera digital pada saat ini bisa diperoleh dengan mudah di pasaran, dari harga yang di bawah Rp 1 juta sampai yang berharga puluhan juta rupiah. Seiring semakin murahnya alat fotografi ini, mengakibatkan sebagian orang menjadikannya sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Mulai dari untuk keperluan pribadi untuk membuat dokumentasi pada kegiatan-kegiatan individu, acara-acara keluarga, sampai pada kebutuhan profesional.

Artikel saya tulis kali ini akan membahas salah satu setting pada kamera digital, yaitu ISO. Tulisan-tulisan yang akan mewarnai blog ini jangan diartikan bahwa saya telah menguasai hal-hal tersebut pada tingkatan pakar, namun hanyalah sebagai ungkapan rasa ingin berbagi.

Sebelum membahas tentang ISO, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Photography? Photography secara bebas bisa didefinisikan sebagai ilmu melukis dengan cahaya. Kata kunci di sini adalah cahaya. Artinya, tanpa cahaya kita tidak bisa “melukis”. Dalam hal ini yang dimaksud adalah menghasilkan sebuah gambar foto. Jadi, tugas utama dari kamera adalah merekam cahaya yang ada dan menulisnya pada sebuah media. Pada kamera analog, media yang dimaksud adalah film. Sedang pada kamera digital, medianya adalah sensor kamera yang dilanjutkan dengan menyimpan pada memory card (CF, SD, xD, dsb). Tanpa ada cahaya, tidak akan ada gambar yang dihasilkan. Itulah sebabnya, para Photographer profesional seringkali memanfaatkan sumber cahaya buatan (flash) untuk mendapatkan cahaya yang mencukupi agar dapat menghasilkan foto yang bagus.
Apa yang mesti kita lakukan jika ternyata sumber cahaya yang ada tidak memadai? Misalnya memotret di dalam ruangan yang cahaya lampunya tidak terlalu terang. Pada kondisi seperti ini-lah kita akan bermain dengan setting ISO pada kamera digital yang kita miliki.
Setting ISO pada kamera digital akan menentukan seberapa tinggi tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya yang ada. Semakin tinggi nilai sensitivitas tersebut maka akan semakin sedikit jumlah cahaya yang diperlukan untuk menghasilkan gambar. Secara sederhana: semakin kurang cahaya yang ada (baca: semakin redup) maka semakin tinggi nilai ISO yang mesti kita setting pada kamera.
Pada semua kamera digital akan terdapat setting AUTO ISO. Setting yang akan secara otomatis menentukan nilai ISO yang sesuai dengan kondisi cahaya yang ada pada saat itu. Namun demikian, pada saat melakukan photography kreatif (setting manual pada pilihan Av, Sv / Tv atau bahkan M akan dibahas terpisah), settingharusdilakukan secara manual.
Bergantung pada merek dan tipe kameranya nilai ISO terendah bisa bernilai antara 50-80; tapi ada juga yang dimulai dengan 100. Berikutnya secara berturut-turut adalah IS0 200, ISO 400; pada kamera jenis prosumer dan DSLR bisa berlanjut ke ISO 800, ISO 1600 atau bahkan ISO 3200.
Kunci yang harus diingat sewaktu hendak menggunakan kamera adalah selalu gunakan ISO yang terendah yang dimiliki oleh kamera. ISO yang tinggi akan mengakibatkan noise pada gambar yang dihasilkan. Sehingga, jika tidak terpaksa –karena sumber cahaya yang kurang memadai– jangan menaikkan angka ISO pada setting kamera. Jika hasil rekaman cahaya (gambar foto) kurang memuaskan, bisa dicoba untuk menaikkan nilai ISO secara bertahap. Jadi, dalam keadaan normal, misalnya fotografi outdoor dalam cuaca yang cerah, kita bisa gunakan ISO 100 (jika ini yang terendah yang ada di kamera yang kita miliki). Kita gunakan ISO 1600 (jika ini yang tertinggi) pada waktu mengabadikan sebuah konser di dalam gedung teater yang gelap dan tidak mengijinkan penggunaan flash pada kamera.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Bagaimana Membuat Motion Blur dalam Fotografi

Menangkap gerakan dalam sebua gambar identik dengan pemikiran orang tentang olahraga atau apa-apa saja yang bergerak cepat. Namun sebenarnya tidak semuanya seperti yang demikian itu.
ada beberapa tips yang biasanya digunakan untuk mengasilkan foto yang seolah-olah menggambarkan kejadian yang bergerak dengan cepat, biasanya di sebut dengan moving dan panning.
kita akan bahas beberapa tips disini untuk menghasilkan foto dengan effek bergerak/motion (panning/moving).

1. Turunkan  Shutter Speed Anda 
Alasan untuk gerakan blur adalah bahwa jumlah waktu yang rana kamera terbuka cukup panjang untuk memungkinkan sensor gambar kamera Anda untuk 'melihat' gerakan subjek Anda.Jadi nomor satu ujung dalam menangkap gerakan di gambar adalah untuk memilih kecepatan rana lebih lama.Jika kecepatan rana Anda dengan cepat (misalnya 1/4000th dari satu detik) itu tidak akan melihat gerakan banyak (kecuali obyek bergerak cepat besar) sedangkan jika Anda memilih kecepatan rana lebih lama (misalnya 5 detik), anda tidak perlu subjek Anda untuk bergerak sangat banyak sekali sebelum Anda mulai melihat kabur.
Berapa lamakah pengaturan kecepatan rana Anda?
Tentu saja kecepatan Objek adalah hal yang menentukan. seekor siput yang bergerak dan sebuah mobil balap yang bergerak akan memberikan hasil yang sangat berbeda pada kecepatan rana yang sama.
faktor lain adalah banyaknya cahaya yang ada pada saat akan melakukan dan membuat foto Panning/Moving tersebut
jadi berapa lama anda harus membuka rana kamera anda ...? jawabannya adalah "subjektif" tidak ada kamus baku dalam hal ini.

2. Hindari Getaran.
tangan yang kokoh diperlukan agar  agar hasil foto tidak terlihat getar (shake) apalagi yang di foto adalah objek bergerak dengan rana yang lambat, kemungkinan untuk shake sangat besar, namun ini bisa di siasati dengan dengan menggunakan Tripod.

3. Gunakan mode Manual atau Priority
Karena dua Mode ini kita bebas berkresi dengan shutter speed ( lamanya jendela rana membuka dn menangkap suatu objek )
selajutnya tinggallah praktek dan terus mencoba karena untu mengahsilkan foto dengan efek motion memang sangat di utamakan latihan dan tidak bosan untuk selalu mencoba.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

tips memoto sunset

Memotret sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak ”foto wajib“ yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:

Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya

Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi). Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera – lensa – tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat. Baca lagi tips tentang komposisi.

Jangan Kecewa Karena Mendung

Karena anda sudah bersusah – payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise dan sunset. Cari tahu obyek apa saja yang menarik untuk difoto saat mendung atau hujan.

Jangan Terpaku Pada Wide Angle

Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.

Maksimalkan Siluet

Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat. Baca juga tips memotret siluet.

Bawalah Tripod

Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter – membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa.

Gunakan Manual Focus

Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.

Gunakan Preset White Balance Cloudy

Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih “menggigit”, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya. Apa itu white balance?
Gunakan Spot Metering (SLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku)
Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera SLR dan prosumer, atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari – nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret. Pahami mode pengoperasian kamera digital.

Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat

Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Rabu, 18 Mei 2011 Sony NEX5H

Resolusi: 14.2 MP Battery: Lithium LCD: 3 "The-Nex 5 memiliki semua kualitas gambar DSLR, namun` s sekitar setengah ukuran, setengah dari berat dan jauh lebih kompleks Tarik off. ini keajaiban kecil mengambil beberapa inovasi cerdas di kaca, silikon dan kode software.

Fitur:
Lensa dipertukarkan 14.2 mega-pixel
Resolusi Ultra-light magnesium alloy fasia film HD rekaman APS-C
Sensor ukuran gambar HD Sony Exmor ™ HD CMOS APS
Sensor sensitivitas ISO 12800 Sapu Panorama mampu Tilt-3
"LCD layar prosesor gambar BIONZ ® HDMI ™ HD
output untuk melihat P / A / S / M
operasi mode Live View LCD Menerima α DSLR A-mount lensa
 Menggunakan adaptor LA-EA1.

Spesifikasi: Kamera :

* Kamera Jenis: Sony E-mount lensa kamera digital saling dipertukarkan
* Lens komparatif: Sony E-mount lensa, (Sony α lensa bila digunakan dengan adaptor LA-EA1 lensa)
* Lens Konversi Factor: 1.5x
* Lens Mount: Sony E-mount

Flash
* Flash Bracketing: 3 frame, 1 / 3, 2/3EV langkah dipilih
* Flash Kompensasi: + /-2EV, langkah 1/3EV
* Flash Cakupan: FOV jangkauan hingga 16 mm (pada focal length)
* Flash Metering System : Pre-flash TTL
* Flash Mode: Otomatis flash, Fill-flash, Belakang sync, Slow sync, Red-eye reduction
* Flash Type:.. Smart terminal aksesori (HVL-F7S Flash Disertakan)
* Guide Number: 7 (dalam meter pada ISO 100)
* Sisa Daur ulang: Approx. 4 detik

Recording :

* Audio Format: MPEG-4 AAC-LC
* Color Space: sRGB, Adobe RGB Mode
* Image: JPEG (Standar, Fine), RAW, RAW + JPEG
* Gambar 16:09 Size: L (12M): 4592 X 2576 M (6.3M): 3344 X 1872 S (2.9M): 2288 X 1280
* Ukuran Gambar 03:02: L (14M): 4592 X 3056 M (7.4M): 3344 X 2224 S (3.5m): 2288 X 1520
* Media Type: Memory Stick PRO Duo ™ / Pro-HG Duo ™ / PRO-HG Duo HX ™ media SD, SDHC dan kartu SDXC memori
* Video Format: MP4 (MPEG-4 AVC (H.264))
* Video Mode: MP4 HD: 1440 x 1080 / 30p MP4 VGA: 640 x 480 / 30p.

Optik / Lens
* Aperture (Max.): F3.5-F5.6
* Aperture (Min.): Blades
* F22-F32: 7 bilah (Edaran aperture
* Filter Diameter: 49mm
* Focal Length: 27mm-82.5mm ( setara 35mm)
* Lens Groups-Elements: 9 kelompok, 11 unsur (4 permukaan sferis)
* Lens Mount Type: Sony E-mount
* Lens Type: E-mount 18-55mm F3.5-5.6 OSS
* Perbesaran: 0.3x ( APS-C) * Minimum Fokus Jarak: 9,8 `(0.25m)
* Non-rotating Ring Fokus: Tidak ada rotasi

Imaging Sensor :

* Anti-Debu: Charge perlindungan lapisan pada Low-Pass Filter dan mekanisme getaran elektromagnetik
* Color Filter System: RGB utama warna filter
* Efektif Gambar Resolusi:. Sekitar 14,2 mega-piksel
* Imaging Sensor: Exmor ™ HD CMOS Sensor APS (23.4 X 15.6mm)
* Pixel Gross:. Sekitar 14,6 mega-pixel
* Processor: prosesor gambar BIONZ ™

Sistem Drive :

* Burst Buffer: JPEG (terbatas untuk kapasitas kartu) RAW (8 tembakan) RAW + JPEG (5 tembakan) 
* Continuous Shooting Speed: Continuous (2.3fps) Kecepatan Prioritas (7fps) 
*Drive Mode: Single-shot, Continuous, Speed ​​Prioritas, Self-timer, Self-timer Continuous,                              Bracketing,Remote 
* Flash Sync Speed: 1 / 160 detik
*-Self timer: 2-sec. atau 10-detik. keterlambatan, (tunggal, terus menerus 3 atau 5 frame)
* Kecepatan Shutter: 1 / 4000 - 30 detik, lampu
* Shutter Type: elektronik yang dikendalikan, vertical-traverse, focal-plane type

Focus Control :

* AF Illuminator: Built-in, LED ketik
* AF Mode: Single-shot AF, Continuous AF, Langsung Fokus Manual, Manual Focus
* Fokus Area: Multi Point AF (25 poin), Pusat Tertimbang AF, Spot AF Fleksibel
* Fokus Fitur: Kontrol prediktif Fokus, Fokus Kunci
* Fokus Points: 25 poin * Fokus Sensitivitas: 0 EV sampai 20 EV (di konversi ISO100 dengan lensa F2.8)
* Fokus System: Contrast AF
* Manual Focus Assist: tampilan diperbesar untuk fokus manual yang tepat.

Fitur Lanjutan
* Advanced User Interface: Mudah dimengerti dan Graphic Tampilan di layar menu Bantuan Panduan fungsi User-friendly
* Anti Motion Blur: 6-gambar layering
* Auto High Dynamic Range: Ya, (Auto Exposure Perbedaan, perbedaan Exposure Level (1-6 EV pada langkah 1,0 EV), off)
* Face Detection: Off, Auto, Anak Prioritas, Dewasa Prioritas
* Shooting Tips: 80 saran ahli menembak tips
* Smile Shutter: Off, Sedikit, Normal, Besar
* Sapu Panorama: Horisontal dan Vertikal Panorama

Interface:

* BRAVIA Sync ® ™: Ya, melalui HDMI dengan kompatibel BRAVIA HDTV
* DV langsung: Ya, melalui USB
* HD Output: HDMI (Tipe C mini)
* Memory Card Slot: slot Dual: - Memory Stick PRO Duo ™ / Pro-HG Duo ™ / PRO-HG Duo HX ™ media - SD, SDHC dan SDXC kartu memori
* Photo TV HD: Ya, dengan BRAVIA Sync ™ diaktifkan HDTV dan HDMI kabel
* USB Port (s): USB2.0 Hi kecepatan (massa-penyimpanan, PTP).

Berat dan Pengukuran :
* Dimensi (Kira-kira): 4-3/8 2-3/8 Sekitar × × 1-9/16 `(110.8x58.8x38.2mm) (W / H / D); 15/16` ( 24.2mm) pegangan EXCL & lensa mount
* Berat (Kira-kira): Approx. 8.1 oz (229g) (baterai EXCL & media) Approx. 10.1 oz (287g) (w / battery & media))

Daya :

* Baterai Jenis: Info litium NP-FW50, 7.2V
* Jumlah Shots: Approx. 330 gambar (CIPA standard)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Selasa, 17 Mei 2011 Canon EOS 1100D

Setelah 18 bulan berselang sejak Canon meluncurkan EOS 1000D, kini penerusnya telah hadir dengan nama Canon EOS 1100D atau Digital Rebel T3. EOS 1000D sendiri sejak kehadirannya pertama kali hingga saat ini telah menjadi kamera DSLR ekonomis yang jadi favorit para pemula yang baru terjun ke dunia fotografi. Kini ESO 1100D dengan penyempurnaan di sana sini ditargetkan untuk mengambil alih tugas sang kakak sebagai kamera Canon ekonomis untuk pemula.
Canon EOS 1100D punya desain yang mirip seperti pendahulunya, dengan ciri ukuran kompak dan material bodi yang terbuat dari plastik. Kamera ini hadir dengan sensor CMOS APS-C beresolusi 12 MP, telah didukung oleh prosesor Digic IV untuk mendukung fitur andalan yaitu kemampuan merekam video High Definition 1280 x 720 dengan 25 / 30 fps. Untuk mendukung kenyamanan dalam multimedia, Canon juga menyertakan HDMI port di kamera ini.
Meski ditujukan sebagai kamera termurah dan tidak secanggih kamera lain yang lebih mahal, tapi EOS 1100D sudah memiliki fitur dasar yang sangat mencukupi untuk ukuran kamera DSLR, seperti dipakainya 9 titik AF, kemampuan ISO hingga ISO 6400 dan kemampuan burst secepat 3 frame per detik. Tapi dari fitur-fitur yang dimilikinya, yang paling istimewa adalah dipakainya modul metering baru yang pertama diperkenalkan di EOS 7D dan EOS 60D yaitu 63-zone iFCL sensor, yang artinya Intelligent Focus, Color, and Luminance metering.
Dengan harga jualnya yang cukup ekonomis (6 jutaan plus lensa kit 18-55mm IS mark II), Canon tentu melakukan beberapa ‘penghematan’ dalam produksi EOS 1100D ini. Salah satu caranyanya adalah dengan digunakannya layar LCD 2,7 inci dengan resolusi 230 ribu piksel saja. Namun satu hal yang agak disayangkan, seperti yang dilakukan Canon  pada 1000D dulu, Canon tetap meniadakan fitur ’spot metering’ pada EOS 1100D ini meski hal itu kami yakin bukan termasuk sebuah langkah penghematan.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Rabu, 11 Mei 2011 Wayang Kulit, Kebanggaan Budaya Bangsa

Mengenal kebudayaan Jawa tidak akan terlepas dari mengenal seni tradisional wayang kulit yang masih digemari hingga sekarang. Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (kerbau, lembu atau kambing). Secara sejarah, wayang kulit terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.
Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Bagaimana cara pertunjukan wayang kulit berlangsung?
 
Tempat pertunjukan wayang ditata dengan menggunakan konsep pentas yang bersifat abstrak. Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putih dan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan wayang.
Ada seorang dalang yang memainkannya dan sekaligus menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, yang bisa dibilang sebagai penghibur terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). 
Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa. Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. 
Orang-orangan yang sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan yang sedang dimainkan.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Tips Terbaik Membuat Movie Digital Untuk Pemula dan Pro

Apakah Anda membuat film pendek tentang orang yang dicintai atau sekitar untuk memproduksi film pendek persyaratan untuk kelas pembuatan film Anda, membuat film digital sekarang menjadi andalan dan tidak hanya sekedar trend.

Baik peserta pelatihan pembuat film amatir dan profesional harus mengetahui hal-hal yang perlu diperiksa ketika syuting film. Berikut adalah beberapa tips dasar yang berlaku untuk kedua jenis pembuat film:

Peralatan 

Teknologi film digital telah mencapai tahap kemajuan dimana bahkan orang-orang yang memiliki pengetahuan sama sekali tentang itu atau pembuatan film per se bisa datang dengan video profesional muncul dan film pendek tentang keluarga dan teman-teman .. Hal ini agar peralatan yang digunakan karena sangat user-friendly. Namun, Anda harus tahu bagaimana memilih salah satu yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan kegunaan yang berbeda.

Anda harus tahu bahwa camcorder video digital datang dalam berbagai format. MiniDVs film di kaset kecil sementara film video kamera pada HDD atau High Disk Drive. DVD camcorder di sisi lain merekam video lurus pada disk yang dapat Anda lihat pada pemutar DVD Anda.
Jika Anda menggunakannya untuk film pendek dari pertemuan keluarga, MiniDV adalah lebih cocok karena praktis dan user-friendly. 
Jenis lain dari kamera juga membawa dengan mereka keuntungan mereka sendiri. kamera video adalah pilihan yang baik untuk bekerja berbagi dengan orang lain. 
Ini adalah pilihan yang baik bagi mereka yang sedang belajar pembuatan film dan harus berbagi pekerjaan mereka ke grup. Keuntungan dari camcorder DVD penyimpanan yang besar yang cocok untuk mereka yang memproduksi film full-length atau yang profesional.

Anda harus memiliki perangkat lunak video editing juga, tapi Anda tidak perlu khawatir karena bisa ditemukan built-in di hampir semua PC desktop dan laptop juga.

Para Sudut dan Shoots 

Bagi Anda untuk bisa memiliki tembakan profesional, Anda perlu mempertimbangkan empat aspek: pencahayaan dan eksposur, stabilitas, audio dan editing. camcorder video digital tidak bekerja cukup baik di lingkungan yang dengan berbagai pencahayaan. Selalu mempertimbangkan bahwa pencahayaan harus seragam.

Untuk tujuan stabilitas, terutama untuk Cams kecil, menggunakan tripod ketika membuat film atau stabilizer digital Anda memilikinya. Perlu diingat bahwa gerakan sedikit pada cam dapat merusak seluruh pemandangan.
camcorder membuat sebuah perangkat audio dasar. Dalam rangka bagi Anda untuk memiliki kualitas suara yang lebih baik, Anda dapat menempatkan mikrofon boom pada port input audio dan tempatkan lebih dekat ke subyek ketika membuat film.
Bila Anda mengedit movie yang untuk dapat hasil terbaik menjaga diri dari banyak efek maka, tetap sederhana dan film tidak akan tampak terlalu amatir. Bila anda ingin pandai mengedit video cobalah anda kursus video editing atau anda belajar dari literatur di internet.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Teknik Memfoto Dalam Fotografi

Ada beberapa tips untuk anda dalam teknik fotografi :


Mode manual
Semakin majunya perkembangan teknologi kamera saat ini, memberikan kita banyak kemudahan dalam memotret tanpa perlu pusing dengan pengaturan kamera. Adanya fitur otomatis seakan membutakan kita terhadap hasil foto yang memiliki nilai seni. Namun sayangnya, tidak semua tema foto bisa dihasilkan melalui fitur otomatis, seperti halnya foto siluet. Mode manual lebih banyak menawarkan hasil yang sesuai dengan keinginan, sebab kita sendiri yang mengatur pencahayaan dan berbagai pengaturan lainnya. Belajar dengan menggunakan mode manual akan membuat kita paham dengan sistem kerja kamera serta mendorong kita menjadi lebih kreatif.
 
Flash
Agar dapat memperoleh gambar yang natural, sebaiknya hindari penggunaan lampu flash. Cahaya dari lampu flash justru sering kali malah akan merusak obyek, karena foto akan terlihat datar dan kehilangan warna aslinya. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pemotretan di luar ruangan, ada baiknya kamu memilih waktu-waktu yang sering disebut dengan the golden moment, yaitu antara pukul 07.00-08.00 dan pukul 17.00-18.00.

Pengaturan ISO/ASA
ISO (international standart organization) adalah sebuah fitur satuan tingkat kepekaan cahaya yang ada pada setiap kamera. Pada pemotretan dengan obyek pemandangan atau di dalam ruangan, sangat disarankan untuk menggunakan ISO terendah. Sebab ini memungkinkan kita untuk bisa mendapatkan gambar yang lebih detil dan halus, sehingga gambar bisa diperbesar dengan maksimal. Lain hal jika obyek foto adalah manusia, ISO tinggi sangat dibutuhkan untuk bisa menangkap setiap pergerakan dengan tepat.
 
White balance
Kalau yang ini merupakan pengatur suhu warna pada kamera. Di dalamnya terdapat beberapa menu pilihan seperti, daylight, shade, cloudy, tungsten, AWB, dan lain sebagainya. Aturlah sesuai dengan keadaan cahaya dimana kamu memotret. Pilihan yang tepat akan menghasilkan warna gambar sesuai dengan warna aslinya, sebagaimana terlihat oleh mata kita.


Tentang aturan 1/3
The golden section, kata-kata itu sering disebut oleh pakar fotografi sebagai rumusan nilai estetika sebuah foto. Maksudnya adalah mengenai penempatan obyek utama, diposoisikan 1/3 dari keseluruhan bidang gambar. Para fotografer profesional meyakini, bahwa posisi ini paling pas bagi mata orang yang melihat foto tersebut.
Lensa
Jangan pernah lupa untuk memperhatikan kebersihan lensa, sebab sering kali adanya debu ataupun bekas sidik jari akan sangat mempengaruhi kualitas gambar. Bersihkanlah lensa secara berkala dan hindari tempat-tempat yang lembab untuk menyimpannya, agar lensa kamera tidak terserang jamur.

Melihat obyek secara fotografis
Bagi mereka yang baru mendalami dunia fotografi, mungkin masih sedikit mengalami kesulitan untuk melihat sesuatu dari sisi fotografis. Buat melatihnya, gunakanlah jari tangan dan bentuklah sebuah frame sebelum mengambil gambar. Dengan cara ini, setidaknya kita dapat mengetahui kemungkinan hasil jepretan yang akan diperoleh.

Photoshop
Saat era digital menyerbu, kamera SLR pun berubah menjadi DSLR. Nah, sebagai fotografer, tentu saja kita juga harus mengakrabkan diri dengan software pintar yang satu ini. Dalam rangka memaksimalkan gambar-gambar digital yang kita peroleh, supaya tampak lebih menarik, dramatis atau apapun yg kita inginkan. 



Digg it StumbleUpon del.icio.us

Selasa, 10 Mei 2011 TIPS Memoto Pada Malam Hari

Banyak diantara kita yang sering mengalami kesulitan bagaimana cara memotret di malam hari atau kurang cahaya supaya menghasilkan gambar yang berkualitas. Meskipun sekarang banyak kamera digital berkualitas dan ada kamera khusus ruang gelap yang dilengkapi sensor cahaya yang bisa mengatasi itu, tetap tidak ada salahnya kita simak tips berikut.

1. TIMING. Jika Anda harus memotret di luar ruangan di malam hari, pilihlah waktu sesaat setelah matahari terbenam, karena pada saat ini, langit masih menyimpan pendaran cahaya yang bagus. Apalagi jika ingin menambah tekstur cahaya di foto Anda. Pertimbangkan pula saat ketika bulan purnama atau bulan tinggi. Dengan pengaturan speed shutter yang tepat, Anda akan menghasilkan kualitas gambar bernuansa malam yang indah.

2. PERALATAN. Gunakan properti Tripod. Jika Anda tidak memiliki pertimbangkan alat bantu yang lain seperti obyek yang kokoh. Contohnya meja, pagar tembok. Semuanya untuk menahan kestabilan kamera Anda. Akan lebih baik jika Anda gunakan remote shutter atau kabel shutter. Karena bagaimana pun juga Kamera dengan kecepatan shutter yang rendah diperlukan untuk mengambil gambar di malam hari, untuk mendapatkan pasokan cahaya sebanyak mungkin. Untuk itu, kamera kita sangat rentan terhadap goyangan.  

3. CUACA. Akan lebih bijaksana bagi Anda untuk memeriksa ramalan cuaca, supaya Anda tidak mendapatkan hujan pada saat mengambil gambar. Meskipun badai petir dan awan yang cerah akan membuat subjek yang spektakuler. Set shutter speed pada B-shutter speed atau shutter held open. Artinya shutter akan dipertahankan membuka selamat waktu exposure hingga 1 detik. Disarankan juga agar Anda membawa fixed-local lens, dengan kisaran dari 28mm ke 135mm minimum. Dengan posisi SLR terpasang ke tripod, setting juga pada ISO rendah (100 atau 200)Masih berhubungan dengan cuaca, perhatikan pula kondisi sekeliling. Hindari di bawah pohon yang berpotensi roboh atau air hujan yang tiba-tiba datang serta angin. Cek disini www.weatherscapes.com untuk persiapan lengkap terhadap kondisi cuaca buruk.

4. FLASH. Hindari penggunaan Flash. Anda dapat melakukannya dengan mudah dengan membawa tripod, atau jika Anda memiliki cahaya yang cukup untuk menembak tanpa Flash.Cahaya Flash ini membuat subjek Anda terlihat palsu, dan flash memantul dari jendela dan cermin, yang masih dapat dilihat bahkan jika mereka jauh di belakang.

5. Exposure dan Aperture. Gunakan kecepatan shutter lamban untuk memungkinkan lebih banyak cahaya untuk foto Anda. Secara umum, Anda ingin eksposur baik dari setengah detik atau lebih, tapi sebenarnya dengan dua atau tiga detik akan jauh lebih baik.Sedangkan aperture, sebuah situs Dasar Fotografi Digital yang memuat tips-tips memilih kamera digital merekomendasikan bahwa dengan lebih lamanya eksposur, Anda harus menggunakan aperture yang lebih kecil untuk menghindari setiap over-exposing dari lampu stasioner. dalam gambar. Sebaliknya, jika Anda menembak dengan shutter-speed yang lebih singkat, gunakan aperture yang lebih besar untuk menghindari noise gerak foto Anda.

6. ISO. Secara umum, Anda ingin kamera anda menggunakan nomor ISO yang lebih tinggi untuk mengimbangi kekurangan cahaya.Tetapi harus diingat, cek terus menerus hasil foto Anda, apakah tidak ada tekstur kasar atau grainy di sana.

7. Matikan fitur Anti-Shake. Karena sebelumnya kita sudah sarankan memakai Tripod, maka sebisa mungkin fungsi Anti-Goyang dinon-aktifkan.Karena jika kamera stabil, fungsi-fungsi ini dapat memberikan efek goyang yang otomatis ketika fungsi Anti-shake ini berusaha untuk melawan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

8. Perhatikan Keamanan. Dalam arti keseluruhan. Memotret di luar ruangan pada malam hari, tentu lebih tidak aman dari pada di siang hari atau di dalam ruangan.Anda harus pertimbangkan ketika ada barang-barang perlengkapan yang jatuh atau lebih jauh amankan dari tangan-tangan jahil. Apalagi kamera Anda adalah kamera yang berkualitas yang kadang bernilai mahal. Membawa senter atau lampu penerang pembantu dan asisten mungkin lebih bijaksana.Anda akan lebih berkonsentrasi dengan kegiatan fotografi Anda.




Selamat mencoba ya teman ....
 
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Rabu, 04 Mei 2011 Tips dan Trik Photografer Professional

Salah satu hobby saya adalah fotografi walapun masih pakai kamera HaPe (Malu) tp semangat udah kayak yang profesional aja, oleh karena itu saya mau share mengenai tips dan trik fotografi bagi yang hoby jepret tp nggak asal jepret bisa baca nice share yg saya cari dari web – web luar negeri maupun dalam negeri ya moga aja bermanfaat :D  Love and Likes IG (ilmugrafis).
Komposisi dalam bidang seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi  masing-masing. Namun begitu, ada beberapa panduan tertentu yang tak lekang waktu dan ikut di amini oleh mayoritas pelaku.
Dua puluh tips singkat komposisi untuk fotografi berikut disarikan dari beragam sumber tulisan serta buku fotografi dan semoga pembaca bisa menambah atau menguranginya dengan mengisi komentar di akhir tulisan. Isinya bukan aturan tapi panduan, karena sekali lagi komposisi adalah masalah selera.
  • Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya atau garis supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian.
  • Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan.
  • Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan tutupi  atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilang .
  • Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama. Kadang foto yang kuat kesannya adalah foto yang tanpa background sama sekali.
  •  Jangan biarkan ruang kosong mendominasi foto.
  • Cek daerah disekitar garis frame, jangan biarkan ada tangan, kaki atau bagian penting obyek terpotong tanpa alasan kuat.
  • Maksimalkan penggunaan point of view (titik pandang) yang menarik, jangan melulu memotret dari depan subyek.
  • Jangan lupa rule of third. Tarik garis imajiner yang membagi foto menjadi 9 bagian sama besar. Tempatkan obyek utama di persimpangan garis-garisnya.
  • Saat memotret orang, usahakan selalu agar mata berada diatas garis tengah foto.
  •  Bagian paling terang dalam foto adalah bagian yang paling menyedot perhatian mata. Taruh obyek utama disana.
  • Background lah yang memperkuat kesan. Jadi jangan biarkan background mematikan obyek utama.
  • Memotret secara horisontal memperkuat kesan lebar dan secara vertikal memperkuat kesan tinggi.
  • Tajamkan mata untuk mengenali pola yang berulang, manfaatkan.
  •  Untuk memotret anak-anak, jongkoklah. Sejajarkan kamera dengan mata mereka.
  • Hindari menaruh titik perhatian tepat ditengah-tengah foto.
  • Hindari meletakkan garis horison tepat di tengah foto, usahakan horison ada di sepertiga atas atau bawah.
  • Jangan biarkan garis horison menabrak bagian objek yang penting.
  • Cek, cek dan cek lagi sesaat sebelum memencet shutter. Pastikan apa yang tampak di viewfinder sesuai keinginan anda.
 selamat mencoba ya teman...
Digg it StumbleUpon del.icio.us
 
Temaku Inspirasi Carbon 12 Blogger template by Blogger Bits. Supported by Bloggermint
:: Jangan lupa follow ya teman !! juga kritik dan sarannya ya ::